Selasa, 07 Juni 2016

Modus penipuan SMS berhadiah (Part II)


Karena web itu sangat terlihat meyakinkan, maka saya putuskan untuk sms nomor tersebut. Beberapa saat kemudian, saya langsung di telpon oleh nomor tersebut. Seperti dipercakapan formal layanan operator, saya ditanyai beberapa hal. terutama tentang kebenaran saya terkait Nasabah Bank tersebut, saldo di Bank/ATM saya (semacam konfirmasi data, sambil beralasan banyak hal. seolah “mereka” mau mengkonfirmasi akun Bank saya. Mungkin supaya terkesan saya benar-benar pemilik akun itu, seperti di program berhadiah yang legal/beneran), saya beruntung mendapatkan hadiah uang, dan perihal kenapa mereka menggunakan nomor telp biasa (jaringan operator komersil) bukan nomor resmi Bank tersebut.

Akhir percakapan itu, saya diminta ke ATM untuk mencairkan Hadiah saya. Saya agak bingung dan cukup sadar. Awalnya karena bngung, saya matikan saja telponnya. Ketika mendengar disuruh ke ATM. Namun pihak sana tiba-tiba menelpon lagi. Sebanyak 3x (kalau saya tidak salah ingat), lalu di telpon terakhir saya angkat. Saya teringat dengan beberapa berita / kasus yang menyebutkan bahwa ada penipuan model hipnotis melalui telp. Maka saya pun kemudian berdalih kalau saat itu saya ada acara. Saya bilang ke dia, setelah jumatan mungkin bisa. “saya punya rencana”, sambil berbicara dengan “dia”,pikiran saya pun memikirkan hal lain.

Setelah itu, saya putuskan untuk mengikuti aturan main sana. Setelah Jumatan saya sms lagi, dan si pelaku (selanjutnya ; “dia”) langsung menelpon saya. Karena saya masih belum berangkat, percakapan jadi singkat. Saya bilang saya masih mau berangkat. Maka, setiba di ATM, saya kabari “dia” dan “dia” pun menelpon. Saya pun diintruksi untuk mengikuti perintahnya. Yang jelas, ketika memasukkan kartu ATM saya. Saya langsung diperintah untuk memilih bahasa Inggris. Maka selanjutnya, ini akan cukup berbahaya terutama seperti saya yang tidak begitu mahir bahasa inggris. 

Oya, lupa. terkait rencana saya. Sebelumnya saya mengajak teman saya. Saya bercerita kepada dia tentang kronologi peristiwa ini, kemudian saya juga sampaikan ke dia kalau saya mau mencoba menelisik bagaimana cara kerja “dia”. Saya juga berpesan kepada teman saya, jikalau saya bertindak aneh dan kelihatan tidak sadarkan diri , kagetkan atau pukul saya. Siapa tau saya berada dalam hipnotis.

 Lanjut cerita, diakhir cerita saya disuruh mentransfer sejumlah uang kepada sebuah nomor hanphone. Ya, seingat saya itu nomor telkom**l. Jadi, uang itu semacam dijadikan pulsa. Saya kemudian berhenti sejenak. Kemudian, pikir saya waktu itu jangan-jangan ini benar. Jangan-jangan ini memang hadiah untuk saya, karena toh saya benar-benar menggunakan Bank tersebut dan webnya meyakinkan. Saya juga berpikir, kalaupun uangnya hangus, toh cuman 200rb, tidak terlalu banyak (karena saya pernah dengar kalau ada yang tertipu sampai jutaan). Setidaknya, -pikir saya- saya tahu sistem dan mekanisme kerja mereka.

Tiba-tiba, teman saya menghentikan saya. Menanyakan saya. Mencegah saya. Awalnya kita sempat berdebat. Saya matikan telpon. Saya jelaskan bahwa saya sadar tentang konsekuensi ini. Saya jelaskan alasan di atas. Tapi teman saya tetap memaksa saya untuk tidak melakukan hal itu. Disisi lain, handphone saya terus berdering. Maka saya langsung ambil keputusan. Saya berpura-pura mentransfer saja.

“setelah itu tekan Ok mas” Katanya. “sudah mas” ucap saya, pura-pura. “oh, ya mas. Terus di layar ada tulisan apa mas?”, saya kaget ditanyai seperti itu. Saya mencoba berdalih dan berkelit, tapi “dia” terus saja “menekan” saya. “mas mau ambil hadiahnya apa tidak? Kalau tidak, hadiah ini akan hangus”bujuknya. Saya pun bingung mau berpura-pura apalagi. Akhirnya telpon saya tutup.

3 komentar: