Ini ringkasan kitab Jawahirul Kalamiyyah, tapi untuk bab penutupnya belum. dan untuk alasan kemudahan ( masalah kuota internet. ribet donlat-donlot,dll). maka semua ringkasan saya tumplek disini semua, 5 lembar.
sebelumnya saya ucapkan terima kasih sebesarnya kepada ustadz saya, paling tidak selama kurang seminggu, saya (yang sangat pemalas) bisa membuat 2 tulisan. haha...
semoga bermanfaat!!!
semoga bermanfaat!!!
dan dibaca dulu yah. karena ada yang salah ketik, mungkin.
Kitab ini secara struktural terdiri
dari enam pembahasan (bab), ditambah satu pengantar dan satu penutup.
Penjelasan/ringkasannya adalah sebagai berikut :
-Pendahuluan –
Pada pembahasan ini hanya terdiri
dari 4 masalah (pertanyaan). Membahas
tentang pengertian Aqidah Islamiyyah, Islam, dan rukun iman. Aqidah islamiyyah
merupakan semua perkara yang harus diyakini oleh orang-orang islam. Adapun
untuk islam adalah pengakuan baik secara lisan/formal dan hati/informal tentang
ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dan pastinya meyakini kebenaran yang
dibawakan oleh beliau. Dan sendi-sendi/rukun dari aqidah islam yakni rukun iman
yang enam.
-Pembahasan Pertama-
Tentang Iman kepada Allah
Pada pembahasan ini memaparkan
tentang Iman kepada Allah SWT, tentang cara-cara meyakini-Nya. Secara Global cara
iman kepada Allah SWT yakni meyaqini bahwa Allah memiliki sifat Kesempurnaan
dan suci dari segala sifat kekurangan. Sedangkan detailnya, yakni mengimani bahwa
Allah SWT memiliki sifat wajib yang 20. Sifat tersebut yaitu Wujud,terdahulu (Qidam),
kekal(Baqa’), berbeda dengan makhluk (Mukholafatuhu lil hawaditsi),
berdiri sendiri (Qiyamuhu binafsihi), Esa (Wahdaniyah), Hidup(Hayat),
mengetahui(‘Ilmun), kuasa(Qudroh), berkehendak(Irodah),
mendengar(Sama’), melihat (Bashor)dan berfirman (Kalam),
serta Dia adalah Zat yang Maha Hidup, Maha Berkehendak, Maha Mendengar, Maha
Melihat dan Maha Berfirman. Allah SWT berbeda dengan Makhluk karena
sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang menyerupai Zat-Nya, Sifat-Nya, tidak pula pertbuatan-Nya, dan segala hal
yang berkaitan dengan Makhluk, karena apapun yang kita fikirkan/terlintas dalam
hati maka Allah SWT tidak seperti itu.
Adapun untuk
meyaqini sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT, yakni Allah mustahil memiliki
sifat perlawanan dari sifat wajib di atas. Dan juga Allah Memiliki sifat yang
boleh/sah-sah saja dilakukan bagi Allah. Sifat tersebut yaitu melakukan hal-hal
yang mungkin atau tidak mungkin terjadi.
Selanjutnya, penjelasan mengenai beberapa ayat yang
menyandarkan Allah SWT dengan suatu hal yang menyerupai sifat makhluk. Dibagi
menjadi dua pendapat secara umum (ulama’ kholaf dan ulama’ modern) seperti
sebagai berikut ;
1.
Ayat : “Arrahmaanu ‘alal ‘arsyistawa (Allah
yang Maha Pemurah bersemayam diatas ‘Arsy) ” berkmasud bahwa bersemayam-Nya
Allah SWT dimaklumi (dengan keagungan-Nya) sedangkan bagaimana caranya tidak
dapat diketahui. Begitu juga dengan ayat penyandaran kepada Allah SWT tentang “dua
tangan (QS.Al-Fath : 10 dan QS. At-Thuur ; 48), “beberapa Mata (QS. At-Thuur ;
48)”, berdasarkan takwil Ulama’ kholaf semua itu harus disandarkan
kepada diri-Nya (berdasarkan kitab dan nabi-Nya). Begitulah pendapat Ulama’
salaf (muqoddimin).
2.
Adapun takwil ulama’ modern menafsiri ; “bersemayam”
dengan berkuasa, “tangan” dengan “kenikmatan” atau “kekuasaan”, “beberapa mata”
dengan “menjaga” dan “mengawasi”. Semua
memakai tanda petik (“__”).
3.
Pendapat ulama’ salaf lebih kuat karena dianggap lebih
aman (selamat) dan bijaksana.
-Pembahasan Kedua-
Tentang Iman Kepada Malaikat Allah
-
Malaikat adalah jism yang halus dari cahaya
(nur) dan tidak mempunyai sifat seperti manusia serta tidak durhaka pada Allah
SWT.
-
Manusia tidak dapat melihat manusia kecuali para Nabi,
atau bisa jika malaikat itu berubah/berjism seperti manusia
-
Adapun beberapa tugas malaikat adalah penghubung
antara Allah dan Nabi, Pengawal hamba Allah, pencatat ‘amal, dll.
-Pembahasan Ketiga-
Tentang Iman Kepada Kitab Allah
-
Harus meyakini bahwa Allah menurunkan kitab-Nya kepada
para nabi sebagai penjelas,perintah, larangan, janji, serta ancaman-Nya.
-
Kitab-kitab yang diturunkan Allah yaitu kitab Taurat
kepada nabi Musa a.s. , kitab Zabur kepada nabi Dawud a.s, kitab Injil kepada
nabi Isa a.s., serta kitab suci Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad S.A.W.
-
Namun 2 kitab terdahulu, menurut para Ulama’ telah
terjadi perubahan. Seperti pada kitab Taurat yang tidak ada penjelasan tentang
surga, neraka, hari kebangkitan, hari berkumpul, dan hari pembalasan. Kitab
Injil yang dihimpun oleh 4 orang yang tidak pernah bertemu nabi Isa a.s.,yaitu
Martius, Markus, Lukas dan Yuhana.
-
Sedangkan khusus kitab Al-Qur’an, merupakan kitab yang
Mulia yang merupakan mukjizat terbesar. karena Al-Qur’an bisa berlaku sepanjang
masa, tidak dapat ditandingi oleh siapapun dan apapun serta sudah terbukti kemukjizatannya
baik sejak jaman Nabi SAW sampai sekarang.
-Pembahasan Keempat-
Tentang Iman kepada Rasul (utusan)
-
Kita harus meyakini bahwa Allah SWT mengutus para
Rasul/utusan sebagai rahmat dan anugerah-Nya kepada umat manusia. Para utusan
sendiri dibagi menjadi dua, yakni nabi dan Rasul. Nabi yaitu manusia yang
diberi wahyu dengan syari’at agama dan Rasul yaitu ketika wahyu tadi
diperinthkan untuk disampaikan. Untuk banyaknya para nabi tidak diketahui
dengan pasti, namun Beberapa nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an ada
25 yakni ; Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Isma’il, Ishaq,
Ya’kub, Yusuf, Ayyub, Yunus, Su’aib, Musa, Harun, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman,
Ilayas, Al-Yasa’, Zakaria, Yahya, Isa, Muhammad SAW.
-
Mukjizat merupakan sesuatu hal yang luar biasa yang
tampak pada seseorang yang mengaku nabi. Beberapa hikmah mukjizat yakni
diantaranya untuk membuktikan kebenaran terhadap apa yang mereka sampaikan.
-
Adapun pengertian sihir dan karomah yaitu sihir sesuatu
yang “sepintas” tampak luar biasa yang bisa dimiliki oleh siapa saja, meski
hakikatnya tidak luar biasa. Sedangkan Karomah adalah sesuatu yang luar biasa
yang tampak dari seorang wali (orang pilihan selain nabi dan rasul). Perbedaan antara
sihir, karomah dengan mukjizat yaitu mukjizat bersumber dari Allah dan hanya kepada Nabi dan
Rasul, karomah yaitu bersumber dari Allah dan hanya diturunkan/dimiliki oleh
orang2 pilihan (Wali) Allah. Sedangkan sihir yaitu bersumber dari hawa nafsu
dan bisa dimiliki oleh siapa saja.
-
Sifat-sifat yang wajib dan mustahil bagi para nabi a.s
. sifat wajib terdiri dari sifat Shiddiq (benar), Amanah (dipercaya), Tabligh
(menyampaikan) dan fathonah (cerdas). Sedangkan sifat mustahil yaitu perlawanan
dari sifat wajib tadi (Kadzib, Ishyaan, kitman, ghaflah). Dan terakhir yakni
sifat jaiz yang oleh para nabi yaitu hal-hal yang dialami oleh manusia biasa
seperti makan, minum,sakit, dll serta hal tersebut tak mengurangi martabat
mereka. Hal ini juga bisa menjadi hikmah seperti sakit akan menampakkan
keteguhan dan kesabaran mereka (para nabi), dll.
-
Pada intinya nabi memiliki sifat keindahan dan bersih
dari segala sifat yang menimbulkan cela, baik lahir, maupun batin, perkataan
maupun perbuatan.
-
Adapun khusus untuk Nabi Muhammad SAW yaitu memiliki
beberapa kelebihan yang melebihi nabi yang lainnya, yaitu karena beliau nabi
yang paling utama, diutus untuk seluruh ummat manusia dan penutup para nabi. Dikatakan
demikian karena meski nabi Isa a.s. kelak akan turun lagi, akan tetapi tidak
membawa syariat baru dan mengikuti hukum/syariat nabi Muhammad SAW. Perihal mukjizat
Nabi Muhammad SAW diantaranya yaitu Al-Qur’an sebagai mukjizat yang paling agung dan paling mulia.
Selain itu jari-jari beliau memancarkan air, memperbanyak makanan, dll.
-
Perjalanan Nabi Muhammad merupakan perjalanan yang
secara mutlak hidup yang terbaik dan hal ini tidak hanya diakui oleh orang
islam, bahkan kafir (orientalis) pun mengakuinya. Manusia paling mulia nasabnya
dan paling tinggi paling tinggi kedudukannya. Selalu menyambung tali
silaturrahmi, penolong orang yang sedang kesusahan, penyabar, dan sifat mulia
lainnya. Maka sempurnalah orang yang mengikuti jejak beliau dari segi ilmiah
dan amaliah.
-Pembahasan Kelima-
Tentang iman kepada hari akhir
-
Hari kiamat merupakan hari yang sangat dahsyat. Dimana
berisi hari pembangkitan, perhitungan amal (hisab) dan berkahir ke kenikmatan
atau siksa (pembalasan). Dan hari itu pasti akan datang. Cara meyakininya yaitu
dengan meyakini bahwa ada pertabyaan kubur, kemudian ada nikmat dan siksa
kubur, kemudian dikumpulkan dalam keadaan hidup seperti semula serta adanya
buku catatan, surga dan neraka. Kemudian di dalam kubur juga ada taufiq
(pertolongan) dari Allah SWT bagi orang yang beriman dan beramal sholeh. Dan
perihal mayat/matinya tidak di kubur, maka itu tetap sama dengan mayat yang dikubur.
Meski di kubur sudah ada siksa dan nikmat, namun manusia tidak dapat melihatnya
karena itu sebagai ujian apakah kita beriman dengan hal yang gaib atau tidak.
-
Al-Shirath ialah suatu jembatan yang harus dilalui
oleh semua manusia yang terbentang di atas neraka jahannam dan tujuan/ujungnya
adalah surga. Jika orang itu beriman, maka dia akan berjalan seperti kuda,
kilat atau sangat lamban. Dan bagi orang yang kafir dan orang-orang mukmin yang
bermaksiat maka akan tergelincir dan jatuh ke neraka.
-
Pada hari pembalasan akan ada/berlaku Syafaat
(pertolongan) kepada seseorang yang akan diberikan oleh Para Nabi, para Wali,
para Ulama’ yang selalu beramal, para Syuhada’. Syafaat tersebut tidak berlaku
pada orang kafir.
-
Adapun kautsar yang diberikan Allah kepada nabi
Muhammad SAW adalah sungai di surge yang airnya lebih putih daripada air susu
dan lebih manis daripada madu.
-
Orang mukmin sudah taat setelah di hisab akan
masuk surga begitu juga dengan orang mukmin yang bermaksiat setelah di hisab
dengan ampunan Allah. Mereka kekal di dalamnya. Sedangkan orang yang atau
munafik sesudah di hisab mereka tetap masuk neraka, kekal abadi di
dalamnya.
-
Surga adalah rumah kenikmatan yang kekal dan neraka
adalah rumah siksaan yang kekal.
-Pembahasan Keenam-
Tentang Iman kepada Qadha’ dan
Qadar
-
Kita harus meyakini bahwa sesungguhnya semua yang kita
lakukan (makan, minum, tidur,dll) dan kita usahakan adalah karena iradah dan
takdir Tuhan sejak jaman azali dan telah diketahui-Nya. Sedangkan hamba/manusia
diberi akal yang dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek. Usaha itu
mengiri-ngiringi takdir
-
Untuk hasil perbuatan yang telah diikhtiarkan oleh hamba,
jika itu baik maka akan mendapatkan pahala. Namun, jika itu jelek/buruk maka
akan mendapatkan dosa. Sesungguhnya tidak bisa diterima logika jika semua
perbuatan buruk/maksiat-pun sudah ditakdirkan oleh Allah SWT, karena hamba juga
memiliki kehendak juzz’iyyah yaitu berupa akal, kemampuan dan ikhtiar.
-
Kesimpulan dari bab ini, tiap-tiap mukallaf wajib
meyakini bahwa semua hal yang dilakukannya, baik maupun buruk itu adalah Kehendak,
Takdir dan Pengetahuan Allah SWT. Akan tetapi, perbuatan baik
diridhoi-Nya sedangkan perbuatan buruk tidak. Dan masing-masing hamba juga
memiliki kehendak Juzz’iyyah.
-Penutup-
sangat membantu untuk ujian kajis nanti :D
BalasHapus