Kamis, 31 Desember 2015

Ringkasan Kitab Jawahirul Kalamiyah



Ini ringkasan kitab Jawahirul Kalamiyyah, tapi untuk bab penutupnya belum. dan untuk alasan kemudahan ( masalah kuota internet. ribet donlat-donlot,dll). maka semua ringkasan saya tumplek disini semua, 5 lembar. 
sebelumnya saya ucapkan terima kasih sebesarnya kepada ustadz saya, paling tidak selama kurang seminggu, saya (yang sangat pemalas) bisa membuat 2 tulisan. haha...
semoga bermanfaat!!! 
dan dibaca dulu yah. karena ada yang salah ketik, mungkin.


            Kitab ini secara struktural terdiri dari enam pembahasan (bab), ditambah satu pengantar dan satu penutup. Penjelasan/ringkasannya adalah sebagai berikut :

-Pendahuluan –
Pada pembahasan ini hanya terdiri dari 4 masalah (pertanyaan).  Membahas tentang pengertian Aqidah Islamiyyah, Islam, dan rukun iman. Aqidah islamiyyah merupakan semua perkara yang harus diyakini oleh orang-orang islam. Adapun untuk islam adalah pengakuan baik secara lisan/formal dan hati/informal tentang ajaran yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW, dan pastinya meyakini kebenaran yang dibawakan oleh beliau. Dan sendi-sendi/rukun dari aqidah islam yakni rukun iman yang enam.

-Pembahasan Pertama-
Tentang Iman kepada Allah
Pada pembahasan ini memaparkan tentang Iman kepada Allah SWT, tentang  cara-cara meyakini-Nya. Secara Global cara iman kepada Allah SWT yakni meyaqini bahwa Allah memiliki sifat Kesempurnaan dan suci dari segala sifat kekurangan.  Sedangkan detailnya, yakni mengimani bahwa Allah SWT memiliki sifat wajib yang 20. Sifat tersebut yaitu Wujud,terdahulu (Qidam), kekal(Baqa’), berbeda dengan makhluk (Mukholafatuhu lil hawaditsi), berdiri sendiri (Qiyamuhu binafsihi), Esa (Wahdaniyah), Hidup(Hayat), mengetahui(‘Ilmun), kuasa(Qudroh), berkehendak(Irodah), mendengar(Sama’), melihat (Bashor)dan berfirman (Kalam), serta Dia adalah Zat yang Maha Hidup, Maha Berkehendak, Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Berfirman. Allah SWT berbeda dengan Makhluk karena sesungguhnya tidak ada sesuatupun yang menyerupai Zat-Nya, Sifat-Nya,  tidak pula pertbuatan-Nya, dan segala hal yang berkaitan dengan Makhluk, karena apapun yang kita fikirkan/terlintas dalam hati maka Allah SWT tidak seperti itu.
            Adapun untuk meyaqini sifat-sifat mustahil bagi Allah SWT, yakni Allah mustahil memiliki sifat perlawanan dari sifat wajib di atas. Dan juga Allah Memiliki sifat yang boleh/sah-sah saja dilakukan bagi Allah. Sifat tersebut yaitu melakukan hal-hal yang mungkin atau tidak mungkin terjadi.
Selanjutnya, penjelasan mengenai beberapa ayat yang menyandarkan Allah SWT dengan suatu hal yang menyerupai sifat makhluk. Dibagi menjadi dua pendapat secara umum (ulama’ kholaf dan ulama’ modern) seperti sebagai berikut ;
1.      Ayat : “Arrahmaanu ‘alal ‘arsyistawa (Allah yang Maha Pemurah bersemayam diatas ‘Arsy) berkmasud bahwa bersemayam-Nya Allah SWT dimaklumi (dengan keagungan-Nya) sedangkan bagaimana caranya tidak dapat diketahui. Begitu juga dengan ayat penyandaran kepada Allah SWT tentang “dua tangan (QS.Al-Fath : 10 dan QS. At-Thuur ; 48), “beberapa Mata (QS. At-Thuur ; 48)”, berdasarkan takwil Ulama’ kholaf semua itu harus disandarkan kepada diri-Nya (berdasarkan kitab dan nabi-Nya). Begitulah pendapat Ulama’ salaf (muqoddimin).
2.      Adapun takwil ulama’ modern menafsiri ; “bersemayam” dengan berkuasa, “tangan” dengan “kenikmatan” atau “kekuasaan”, “beberapa mata” dengan  “menjaga” dan “mengawasi”. Semua memakai tanda petik (“__”).
3.      Pendapat ulama’ salaf lebih kuat karena dianggap lebih aman (selamat) dan bijaksana.

-Pembahasan Kedua-
Tentang Iman Kepada Malaikat Allah
-          Malaikat adalah jism yang halus dari cahaya (nur) dan tidak mempunyai sifat seperti manusia serta tidak durhaka pada Allah SWT.
-          Manusia tidak dapat melihat manusia kecuali para Nabi, atau bisa jika malaikat itu berubah/berjism seperti manusia
-          Adapun beberapa tugas malaikat adalah penghubung antara Allah dan Nabi, Pengawal hamba Allah, pencatat ‘amal, dll.

-Pembahasan Ketiga-
Tentang Iman Kepada Kitab Allah
-          Harus meyakini bahwa Allah menurunkan kitab-Nya kepada para nabi sebagai penjelas,perintah, larangan, janji, serta ancaman-Nya.
-          Kitab-kitab yang diturunkan Allah yaitu kitab Taurat kepada nabi Musa a.s. , kitab Zabur kepada nabi Dawud a.s, kitab Injil kepada nabi Isa a.s., serta kitab suci Al-Qur’an kepada Nabi Muhammad S.A.W.
-          Namun 2 kitab terdahulu, menurut para Ulama’ telah terjadi perubahan. Seperti pada kitab Taurat yang tidak ada penjelasan tentang surga, neraka, hari kebangkitan, hari berkumpul, dan hari pembalasan. Kitab Injil yang dihimpun oleh 4 orang yang tidak pernah bertemu nabi Isa a.s.,yaitu Martius, Markus, Lukas dan Yuhana.
-          Sedangkan khusus kitab Al-Qur’an, merupakan kitab yang Mulia yang merupakan mukjizat terbesar. karena Al-Qur’an bisa berlaku sepanjang masa, tidak dapat ditandingi oleh siapapun dan apapun serta sudah terbukti kemukjizatannya baik sejak jaman Nabi SAW sampai sekarang.

-Pembahasan Keempat-
Tentang Iman kepada Rasul (utusan)
-          Kita harus meyakini bahwa Allah SWT mengutus para Rasul/utusan sebagai rahmat dan anugerah-Nya kepada umat manusia. Para utusan sendiri dibagi menjadi dua, yakni nabi dan Rasul. Nabi yaitu manusia yang diberi wahyu dengan syari’at agama dan Rasul yaitu ketika wahyu tadi diperinthkan untuk disampaikan. Untuk banyaknya para nabi tidak diketahui dengan pasti, namun Beberapa nabi dan rasul yang disebutkan dalam Al-Qur’an ada 25 yakni ; Adam, Idris, Nuh, Hud, Sholeh, Ibrahim, Luth, Isma’il, Ishaq, Ya’kub, Yusuf, Ayyub, Yunus, Su’aib, Musa, Harun, Dzulkifli, Dawud, Sulaiman, Ilayas, Al-Yasa’, Zakaria, Yahya, Isa, Muhammad SAW.
-          Mukjizat merupakan sesuatu hal yang luar biasa yang tampak pada seseorang yang mengaku nabi. Beberapa hikmah mukjizat yakni diantaranya untuk membuktikan kebenaran terhadap apa yang mereka sampaikan.
-          Adapun pengertian sihir dan karomah yaitu sihir sesuatu yang “sepintas” tampak luar biasa yang bisa dimiliki oleh siapa saja, meski hakikatnya tidak luar biasa. Sedangkan Karomah adalah sesuatu yang luar biasa yang tampak dari seorang wali (orang pilihan selain nabi dan rasul). Perbedaan antara sihir, karomah dengan mukjizat yaitu mukjizat  bersumber dari Allah dan hanya kepada Nabi dan Rasul, karomah yaitu bersumber dari Allah dan hanya diturunkan/dimiliki oleh orang2 pilihan (Wali) Allah. Sedangkan sihir yaitu bersumber dari hawa nafsu dan bisa dimiliki oleh siapa saja.
-          Sifat-sifat yang wajib dan mustahil bagi para nabi a.s . sifat wajib terdiri dari sifat Shiddiq (benar), Amanah (dipercaya), Tabligh (menyampaikan) dan fathonah (cerdas). Sedangkan sifat mustahil yaitu perlawanan dari sifat wajib tadi (Kadzib, Ishyaan, kitman, ghaflah). Dan terakhir yakni sifat jaiz yang oleh para nabi yaitu hal-hal yang dialami oleh manusia biasa seperti makan, minum,sakit, dll serta hal tersebut tak mengurangi martabat mereka. Hal ini juga bisa menjadi hikmah seperti sakit akan menampakkan keteguhan dan kesabaran mereka (para nabi), dll.
-          Pada intinya nabi memiliki sifat keindahan dan bersih dari segala sifat yang menimbulkan cela, baik lahir, maupun batin, perkataan maupun perbuatan.
-          Adapun khusus untuk Nabi Muhammad SAW yaitu memiliki beberapa kelebihan yang melebihi nabi yang lainnya, yaitu karena beliau nabi yang paling utama, diutus untuk seluruh ummat manusia dan penutup para nabi. Dikatakan demikian karena meski nabi Isa a.s. kelak akan turun lagi, akan tetapi tidak membawa syariat baru dan mengikuti hukum/syariat nabi Muhammad SAW. Perihal mukjizat Nabi Muhammad SAW diantaranya yaitu Al-Qur’an sebagai  mukjizat yang paling agung dan paling mulia. Selain itu jari-jari beliau memancarkan air, memperbanyak makanan, dll.
-          Perjalanan Nabi Muhammad merupakan perjalanan yang secara mutlak hidup yang terbaik dan hal ini tidak hanya diakui oleh orang islam, bahkan kafir (orientalis) pun mengakuinya. Manusia paling mulia nasabnya dan paling tinggi paling tinggi kedudukannya. Selalu menyambung tali silaturrahmi, penolong orang yang sedang kesusahan, penyabar, dan sifat mulia lainnya. Maka sempurnalah orang yang mengikuti jejak beliau dari segi ilmiah dan amaliah.
-Pembahasan Kelima-
Tentang iman kepada hari akhir
-          Hari kiamat merupakan hari yang sangat dahsyat. Dimana berisi hari pembangkitan, perhitungan amal (hisab) dan berkahir ke kenikmatan atau siksa (pembalasan). Dan hari itu pasti akan datang. Cara meyakininya yaitu dengan meyakini bahwa ada pertabyaan kubur, kemudian ada nikmat dan siksa kubur, kemudian dikumpulkan dalam keadaan hidup seperti semula serta adanya buku catatan, surga dan neraka. Kemudian di dalam kubur juga ada taufiq (pertolongan) dari Allah SWT bagi orang yang beriman dan beramal sholeh. Dan perihal mayat/matinya tidak di kubur, maka itu tetap sama dengan mayat yang dikubur. Meski di kubur sudah ada siksa dan nikmat, namun manusia tidak dapat melihatnya karena itu sebagai ujian apakah kita beriman dengan hal yang gaib atau tidak.
-          Al-Shirath ialah suatu jembatan yang harus dilalui oleh semua manusia yang terbentang di atas neraka jahannam dan tujuan/ujungnya adalah surga. Jika orang itu beriman, maka dia akan berjalan seperti kuda, kilat atau sangat lamban. Dan bagi orang yang kafir dan orang-orang mukmin yang bermaksiat maka akan tergelincir dan jatuh ke neraka.
-          Pada hari pembalasan akan ada/berlaku Syafaat (pertolongan) kepada seseorang yang akan diberikan oleh Para Nabi, para Wali, para Ulama’ yang selalu beramal, para Syuhada’. Syafaat tersebut tidak berlaku pada orang kafir.
-          Adapun kautsar yang diberikan Allah kepada nabi Muhammad SAW adalah sungai di surge yang airnya lebih putih daripada air susu dan lebih  manis daripada madu.
-          Orang mukmin sudah taat setelah di hisab akan masuk surga begitu juga dengan orang mukmin yang bermaksiat setelah di hisab dengan ampunan Allah. Mereka kekal di dalamnya. Sedangkan orang yang atau munafik sesudah di hisab mereka tetap masuk neraka, kekal abadi di dalamnya.
-          Surga adalah rumah kenikmatan yang kekal dan neraka adalah rumah siksaan yang kekal.

-Pembahasan Keenam-
Tentang Iman kepada Qadha’ dan Qadar
-          Kita harus meyakini bahwa sesungguhnya semua yang kita lakukan (makan, minum, tidur,dll) dan kita usahakan adalah karena iradah dan takdir Tuhan sejak jaman azali dan telah diketahui-Nya. Sedangkan hamba/manusia diberi akal yang dapat membedakan antara yang baik dan yang jelek. Usaha itu mengiri-ngiringi takdir
-          Untuk hasil perbuatan yang telah diikhtiarkan oleh hamba, jika itu baik maka akan mendapatkan pahala. Namun, jika itu jelek/buruk maka akan mendapatkan dosa. Sesungguhnya tidak bisa diterima logika jika semua perbuatan buruk/maksiat-pun sudah ditakdirkan oleh Allah SWT, karena hamba juga memiliki kehendak juzz’iyyah yaitu berupa akal, kemampuan dan ikhtiar.
-          Kesimpulan dari bab ini, tiap-tiap mukallaf wajib meyakini bahwa semua hal yang dilakukannya, baik maupun buruk itu adalah Kehendak, Takdir dan Pengetahuan Allah SWT. Akan tetapi, perbuatan baik diridhoi-Nya sedangkan perbuatan buruk tidak. Dan masing-masing hamba juga memiliki kehendak Juzz’iyyah.
-Penutup-

1 komentar: